Halaman

Senin, 16 September 2013

Agar Hati Tak Salah Mencintai



Membahas cinta tak ubahnya membincang kehidupan. Selalu seru, menarik dan tak jarang timbul perdebatan. Ibarat mata air, cinta akan bertambah seiring dengan semakin dalamnya penggalian makna cinta itu sendiri.
Tak ada kata yang bisa menjelaskan cinta selain kata itu sendiri. Ia ibarat arus listrik. Tak terlihat, tapi bisa membuat bola lampu bersinar. Ia juga bak angin. Ketika bergumul, kekuatannya bisa membadai dan menghancurkan aneka bangunan yang ditemuinya.
Banyak kisah cinta yang beredar diantara kita. Mulai yang jadul hingga yang terhangat. Mulai yang kuno hingga paling modern. Meski dengan banyak perbedaan, inti ceritanya sama. Bahwa cinta, tidak hanya bisa mengubah diri seseorang, tetapi juga mengubah sebuah bangsa bahkan sebuah peradaban.
Cinta bisa tumbuh dari banyak sebab. Mulai dari pandangan, kata-kata, wewangian, seringnya berinteraksi dan keserasian antara rasa dan jiwa. Cinta memang tak berbentuk. Tapi ia mempunyai ciri-ciri. Mereka yang tengah dilanda cinta bisa ditengarai dengan suka menyebut nama orang yang dicintai, bergetar bila disebutkan nama kekasihnya, selalu teringat dengan sosoknya, menuruti apa saja yang diingini sang kekasih, suka termenung, menggandengkan namanya dengan nama orang yang dicintai, senang bertanya kabar tentangnya, rindu untuk bertemu, dihinggapi rasa resah dan gelisah, menyukai tempat yang disukai kekasihnya, menyukai apa yang disukai kekasihnya, menekumi hobi kekasihnya, grogi dan salah tingkah saat berjumpa, muncul rasa cemburu, rela berkorban, bersikap sopan dan lemah lembut, dan suka memberi perhatian lebih kepada yang dicintai.

Cinta juga mempunyai banyak jenis. Mulai dari cinta monyet, cinta lokasi, cinta musiman, cinta kilat, cinta buta, cinta harta, dan cinta karena Allah. Ia juga sering disimbolkan. Baik dengan gambar hati yang ditusuk anak panah ataupun dengan warna merah jambu.
Oleh karena fitrahnya cinta, islam sebagai ajaran yang paling selaras dengan fitrah alam dan kemanusia memberikan aneka aturan agar cinta tumbuh sesuai dengan aturan Allah. Karena cinta adalah ciptaan Allah, maka hanya Allahlah yang berhak untuk memberikan aturan tentang cinta. Karakteristiknya dan bagaimana menyalurkannya.
Islam tak mengenal pengasingan diri tanpa cinta. Islam juga melarang perayaan cinta tanpa batas. Islam, mengatur cinta dalam koridor yang jelas, pernikahan. Jika mencintai, maka konsekuensinya adalah menikahi. Jika tak mampu, Rasul memberikan solusi untuk berpuasa.
Sehingga, sebagai kaum muslimin, maka yang harus dilakukan adalah mengatur cinta agar sesuai dengan apa yang telah Allah gariskan dan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah. Agar cinta tetap suci dan bisa menjadi sarana untuk mengantarkan kepada cinta sejati, Allah dan RasulNya.
Diperlukan keteguhan hati untuk hal ini. Apalagi ketika zaman semakin tua. Ketika pergaulan sudah bebas. Begitupun dengan aneka buadaya yang tidak selaras dengan nilai kemusliman masuk dengan mudahnya ke dalam jenak kehidupan kita.
Sehingga, penjagaan diri adalah hal yang mutlak. Menjaga diri berarti terus memperbaiki kualitas diri agar tidak terjerumus dalam kehiduapn hedonis yang mendambakan materialisme dan fisik semata. Menjaga diri dengan terus mendekatkan diri kepada Allah dan memperdalam ilmu menjadikan seseorang menjadi lebih tenang. Penjagaan diri ini juga membuat seorang pemuda agar terus PD meskipun terasing dengan sekitarnya yang tidak islami. Ia bisa terus melaju dalam keimanan yang baik, agar cinta yang suci itu, bisa dirayakan ketika masanya tiba dengan cara yang benar pula.
Akhirnya, bagi kaum muslimin, cinta mereka adalah cinta yang sehat. Cinta mereka adalah cinta yang taat. Cinta mereka adalah cinta yang kuat. Cinta mereka adalah cinta yang bisa menjadi inspirasi penggugah jiwa. Yaitu cinta yang berbalut pernikahan islami sehingga rindumu, bersatu dengan rindu ia yang menjadi cintamu. Satu hal yang tak boleh dilupa, dirimu adalah potret kekasihmu. Maka perbaikan diri adalah cara paling jitu untuk mendapat cinta agar sesuai dengan yang kita cita-citakan. Memperbaiki diri adalah jalan, agar hati tak salah mencintai.[Pirman]
Resensi Buku: Agar Hati Tak Salah Mencintai/ Jauhar al-Zanki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar