Halaman

Sabtu, 11 Mei 2013

'ISMAIL-ISMAIL' JAMAN INI


      
Di tengah konflik perang saudara Somalia, seorang ibu muda yang trauma karena suaminya menjadi korban keganasan perang memutuskan untuk mengungsi dari negerinya dan membawa serta tiga orang putranya.  Ibu muda yang cukup terpelajar dan mampu dengan baik berbahasa Inggris ini akhirnya dapat tinggal dan bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Inggris. Ketika si sulung – panggil saja Karim - sudah mulai beranjak dewasa, dia ingin meringankan beban berat yang ditanggung ibunya dengan cara bekerja sebagai tukar semir sepatu di sebuah stasiun kereta bawah tanah di pusat kota London.
Setiap hari dia menyerahkan seluruh penghasilannya keibunya untuk dikelola bersama, sehingga mereka semua bisa survive di kota yang terkenal mahalnya biaya hidup tersebut. Penghasilan mereka selalu habis untuk kebutuhan makan, menyewa flat sederhana dan membeli baju hangat agar tidak kedinginan di musim dingin.
Suatu hari Karim ingin mencoba sesekali makan enak di restoran yang hampir setiap hari dilaluinya ketika berangkat bekerja. Maka sepulang kerja, lengkap dengan tas kotak semir sepatunya – dia masuk restoran yang selama ini hanya bisa dia bayangkan rasa masakannya.

Sabtu, 04 Mei 2013

Uhibbukum Fillah, Tren Lama yang Terlupakan


Aku cinta kamu karena Allah"

Cinta, itulah makna singkat yang terkandung di dalam kata-kata tersebut.

Tak hanya sekadar ungkapan lisan, ia membawa sejuta ungkapan, mewakili beribu makna, kebahagiaan. Ruh cinta yang ia bawa begitu kuat, sehingga mampu menghidupkan hati yang kelam, jiwa yang 'mati' dan raga yang haus akan cinta.

Tak banyak ungkapan cinta yang mampu mewakili perasaan. Bahkan penyair pun butuh puluhan bait untuk mengungkapkan cintanya.Tak jarang para pujangga begitu lama berkutat dengan syair-syair rindu, hanya untuk mengungkapkan rasa cintanya.

Kamis, 02 Mei 2013

Ukhti, Kaos Kakinya Mana?


“Mbak, mau ke mana?” tanya Nisa kepada kakaknya Nada.
“Mau ke warung Bu Arip beli garem” jawab Nada.
“Koq nggak pake kaos kaki sih?” taya Nisa lagi.
“Kan rumah Bu Arip deket,” jawab Nada
“Terus kalau deket auratnya keliatan juga nggak papa yah?” ucap Nisa retoris.
Pernah juga ada seorang akhwat yang baru selesai berwudhu dan belum menggunakan kaos kaki karena kakinya masih basah. Kebetulan ketika ia hendak masuk masjid, ia harus melewati kawasan ikhwan. Kemudia ada seorang ikhwan yang nyeletuk: “Ukhti, kaos kakinya mana?”
Jleb.. Pernah ngalamin hal kayak gini? Lupa –atau sengaja- tidak memakai kaos kaki ketika ingin berpergian atau di depan orang yang bukan mahram.