Apa
yang terjadi jika seseorang duduk di depan televisi hampir seharian penuh?
Tidak melakukan atau berkegiatan selain hanya menonton tayangan – tayangan
televisi yang sudah krisis manfaat? Dari segi kesehatan saja, kita tentu tahu
tak baik apabila terlalu lama di depan layar kaca yang mampu ‘menyemprotkan’
radiasi dengan ‘sangar’ tersebut. Apalagi sebagai seorang muslim kita dituntut
untuk mampu menjadi seorang ‘manager’ yang mampu me-manage waktu agar
tidak lewat begitu saja. Karenanya, dalam buku Bagaimana Menyentuh Hati, Abbas
As Siisiy menuturkan bahwa seorang pemuda dan pemudi Islam harus disibukkan
dengan hal – hal yang bermanfaat, agar dapat membangun optimisme jiwanya,
mengisi kekosongan perasaannya, dan memuaskan kesenangannya, seperti
berolahraga. Kegiatan tersebut juga dilakukan agar dapat mengokohkan
ikatan keluarga dan sosial.
Kawan,
tentu kau pernah mendengar ungkapan Time is Money. Yups, ungkapan ini
sudah sangat terkenal dan tidak asing lagi di telinga kita. Akan tetapi,
ungkapan tersebut sepertinya hanya menjadi ungkapan kosong karena kita
cenderung suka mengabaikan waktu. Berikut beberapa kegiatan yang dapat kita
lakukan untuk mengisi waktu (luang):
·
Silaturrahim
Menjaga
hubungan baik tentu menjadi suatu keharusan bagi setiap muslim. Selain
memudahkan rezeki, menjaga silaturrahim juga dapat memperpanjang umur. Kita
bisa mengunjungi saudara, teman, atau mungkin pemuka – pemuka masyarakat. Hal
ini tentu dapat menambah daftar panjang saudara kita yang tersebar di berbagai
tempat.
·
Mengunjungi
Pameran - Pameran Buku
Begitu banyak
manfaat yang kita dapat apabila mengunjungi pameran – pameran buku. Mulai dari
mendapat buku dengan harga murah karena biasanya ada diskon besar – besaran
sampai bertemu dengan banyak orang, nah, hal ini menjadi bagian dari
silaturrahim juga, bukan?
·
Perlombaan
Ilmiah
Jika
kawan berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa, tentu tak asing lagi dengan
istilah di atas. Biasanya, di beberapa sekolah atau kampus – kampus sering
mengadakan perlombaan ilmiah dengan banyak kategori dan ragam hadiah. Misalnya,
Lomba Sains, seperti olimpiade Fisika, Matematika, Biologi dan sebagainya. Jika
kawan kurang menyukai dunia sains, tak ada salahnya, kawan mencoba cara
yang satu ini. Lomba Karya Tulis, seperti cerpen, puisi dan novel, baik fiksi
atau nonfiksi. Karya tulis memang identik dengan kreativitas, hal ini tentu
akan memicu otak untuk ‘bekerja’ sesuai dengan fungsinya. Satu hal yang pasti,
menulis sangat menyenangkan.
·
Aktif
berkegiatan di Masjid
Sebagai
seorang pemuda dan pemudi Islam, kita harus mampu mempunyai program yang
dinamis agar dapat mengembangkan daya nalar dan wawasan baru. Aktif di Masjid
meliputi beberapa kegiatan, seperti latihan berceramah dan khotbah Jum’at bagi
para pria, intens mengadakan kegiatan untuk remaja masjid atau mungkin menjadi
penggagas suatu acara dimana anda bertugas menjadi ketua panitianya. Hal
tersebut tentu lebih baik dibanding dengan nongkrong – nongkrong di
cafĂ© atau mejeng di mall hanya untuk ‘cuci mata’
Tentu
masih banyak lagi kegiatan– kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh seorang
muslim yang berkewajiban untuk selalu mengisi kekosongan akal dan ruhnya.
Kegiatan positif juga harus dilakukan secara berketerusan, agar efek positifnya
selalu dapat dirasakan, terlebih agar hati tak gampang tergoda untuk bermalas –
malasan dan berdiam diri.
Air Yang
Tersumbat
Pernahkah
kawan melihat air di selokan yang tersumbat karena sampah yang menumpuk? atau Water
Closed yang mampet? Nah, apa yang terjadi setelahnya? Betul
sekali, tercemar. Apabila selokan tersumbat oleh sampah yang menumpuk, dapat
dipastikan air di selokan tersebut akan berubah warna dan dampak lainnya
akan terjadi banjir karena sanitasi yang buruk.
Lalu,
bagaimana kalau hal tersebut terjadi pada generasi muda Islam yang menjadi
tonggak peradaban? Permasalahan yang sama tapi tak serupa. Pembiaran diri dalam
rutinitas yang cenderung tidak bermanfaat, ibarat sampah yang menumpuk di
selokan. Tidak dapat dipungkiri, generasi Islam telah dicekoki pengaruh westernisasi.
Otak yang dianugerahi oleh Allah SWT hanya digunakan untuk memikirkan trend
fashion yang berkembang pesat, atau cara – cara menggaet ‘konglomerat junior’.
Kawan, kalau untuk hal – hal sepele seperti itu kita bisa berlama – lama,
mengapa tak coba Lomba Ngebanyakin Amal Baik, hadiahnya bisa di ambil di dunia
dan akhirat. Nah, lomba ini sudah dimulai sejak lama dan masih akan berlangsung
sampai ajal menjemput.
“ Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati , semuanya itu akan diminta
pertanggung jawabnya.” ( al- Israa’: 36 )
Itu
sebabnya, kita selaku muslim harus selalu aktif memanfaatkan apa – apa yang
telah Allah SWT berikan dengan selalu berada di jalan-Nya. Lalu bagaimana
caranya menjadi muslim aktif di tempat yang berbeda?
·
Sekolah /
kampus
Lingkungan
ini menjadi batu loncatan buat kamu menjadi muslim yang aktif. Kalau sekolah
atau kampusmu mengadakan suatu kegiatan, ikutlah menjadi bagian dari kegiatan
tersebut. Belajar berorganisasi juga bisa dimulai dari bangku sekolah atau
kuliah. Misalnya, menjadi anggota OSIS, pramuka atau ekstrakurikuler
lainnya. Jangan hanya jadi penonton yang bisanya bertepuk tangan akan
keberhasilan orang lain, jadilah bagian dari keberhasilan itu.
·
Rumah
Mulai
dari ikut membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu
rumah, mengepel, cuci piring dan sebagainya. “ Dan salah satu tanda – tanda
kiamat adalah banyaknya pembantu yang melahirkan majikannya”. Bukankah
menjadi sesuatu yang luar biasa apabila kita dapat berprestasi di dalam dan di
luar rumah sekaligus.
·
Komunitas
Sekarang
ini komunitas – komunitas seperti jamur di musim hujan. Banyak jenis dan
namanya. Seperti, komunitas pecinta ular, komunitas pecinta motor gede,
komunitas anak – anak punk dan banyak lagi. Kegiatan yang dilakukan pun
beragam, sesuai dengan visi dan misi mereka. Namun, sebelum memutuskan untuk
masuk di sebuah komunitas, terlebih dahulu kawan harus mengenal apa yang kawan
senangi dan butuhkan, latar belakang dari komunitas yang dituju, orang – orang
yang menaunginya serta agenda positif komunitas tersebut. Dengan demikian kawan
akan lebih tenang dan senang berada di dalamnya. Lalu, bagaimana cara menjadi
muslim aktif di komunitas?
Tak lain tak bukan, tentu ikut menyemarakan
kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas yang kawan ‘diami’. Jangan menjadi
‘sampah’ yang membuat aliran kegiatan positif di komunitasmu tersumbat. Kawan
bisa menyumbangkan ide – ide segar untuk kemajuan komunitas tersebut. Misalnya,
kawan menyukai pelajaran biologi dan kebetulan ada komunitas yang punya
kesukaan yang sama, nah, kamu bisa coba masuk di komunitas itu. Ide untuk
terjun ke masyarakat atau membuat terobosan baru dalam ilmu biologi dapat
menjadi salah satu cara menjadi muslim aktif di komunitas.
Pada
dasarnya, semua itu tidak akan terwujud dan tidak akan membuahkan hasil kalau
tidak didasari oleh niat yang tulus. Keaktifan seorang muslim memang dibutuhkan
dimana pun dan kapan pun. Karena potensi yang tersimpan dalam diri seorang
Muslim jauh lebih besar dari apa yang sudah dikeluarkannya.
Oleh : Giva Putri Maryesya, Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar